Iri Hatikah Engkau, Karena Aku Murah Hati?
Tuhan mengikat perjanjian damai dengannya, mengangkat dia menjadi pemimpin umat, dan memberinya martabat imam agung
Doa Pagi
Ya Allah, untuk menjaga iman Katolik dan membarui segala sesuatu dalam Kristus, Engkau telah memenuhi Santo Pius, Paus, dengan kebijaksanaan surgawi dan semangat rasuli. Kami mohon dengan rendah hati semoga kami yang mengikuti ajaran dan teladannya mencapai kehidupan yang kekal. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (34:1-11)
"Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka sehingga seterusnya tidak lagi menjadi mangsanya."
Tuhan
bersabda kepadaku, "Hai anak manusia, bernubuatlah melawan
gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka,
kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah
gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah
domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu?
Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk
kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan.
Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka
tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang
tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan
dan kekejaman. Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala
tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan.
Domba-domba-Ku berserak dan tersesat di semua gunung dan di semua
bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak,
tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya. Oleh sebab
itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman TUHAN: Demi Aku yang hidup,
demikianlah firman Tuhan ALLAH, sesungguhnya oleh karena
domba-domba-Ku menjadi mangsa dan menjadi makanan bagi segala binatang
di hutan, lantaran yang menggembalakannya tidak ada, oleh sebab
gembala-gembala-Ku tidak memperhatikan domba-domba-Ku, melainkan
mereka itu menggembalakan dirinya sendiri, tetapi domba-domba-Ku tidak
digembalakannya-- oleh karena itu, hai gembala-gembala, dengarlah
firman TUHAN: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan menjadi
lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku
dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan
domba-domba-Ku. Gembala-gembala itu tidak akan terus lagi
menggembalakan dirinya sendiri; Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari
mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya. Sebab
beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan
memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4 PS 646/ 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat (Mzm 23:1-a.3b-4.5-6; R:1)
1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaanmu, itulah yang menghibur aku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4.Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4 PS 646/ 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat (Mzm 23:1-a.3b-4.5-6; R:1)
1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaanmu, itulah yang menghibur aku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4.Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji pikiran dan segala maksud hati.
Inilah Injil Suci menurut Matius (20:1-16a)
Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji pikiran dan segala maksud hati.
Inilah Injil Suci menurut Matius (20:1-16a)
"Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?"
Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe
(U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Perumpamaan Upah Pekerja di Kebun Anggur (Matius 20:1-16a) menampilkan gambaran yang sangat menarik tentang kasih dan keadilan Tuhan. Dalam perumpamaan ini, seorang tuan kebun mempekerjakan pekerja-pekerja di kebunnya pada berbagai waktu - pagi-pagi, siang, dan sore. Meskipun waktu mereka bekerja berbeda-beda, namun upah yang diterima sama, yaitu satu dinar per hari.
Hal ini tentu saja mengundang kecemburuan dari pekerja yang bekerja lebih lama. Mereka merasa tidak adil mendapat upah yang sama dengan pekerja yang bekerja lebih sedikit. Namun, tuan kebun menegaskan bahwa ia tidak berbuat tidak adil, karena upah yang diberikannya sesuai dengan perjanjian awal. Ia berhak memberikan apa yang ia kehendaki kepada siapapun.
Perumpamaan ini mengajarkan kita tentang kebaikan, kemurahan hati, dan keadilan Tuhan. Tuhan memberikan anugerah-Nya tidak terbatas pada mereka yang berusaha lebih keras atau lebih lama, tetapi berdasarkan kasih-Nya yang melimpah. Kita tidak berhak menuntut atau iri hati atas pemberian Tuhan kepada orang lain. Yang penting adalah kesetiaan dan kesungguhan kita dalam melayani Tuhan, bukan membandingkan diri dengan orang lain. Tuhan melihat dan menghargai pengorbanan kita, apapun waktu dan cara Dia membalasnya. Marilah kita terus bekerja dengan setia dan bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan.
Hal ini tentu saja mengundang kecemburuan dari pekerja yang bekerja lebih lama. Mereka merasa tidak adil mendapat upah yang sama dengan pekerja yang bekerja lebih sedikit. Namun, tuan kebun menegaskan bahwa ia tidak berbuat tidak adil, karena upah yang diberikannya sesuai dengan perjanjian awal. Ia berhak memberikan apa yang ia kehendaki kepada siapapun.
Perumpamaan ini mengajarkan kita tentang kebaikan, kemurahan hati, dan keadilan Tuhan. Tuhan memberikan anugerah-Nya tidak terbatas pada mereka yang berusaha lebih keras atau lebih lama, tetapi berdasarkan kasih-Nya yang melimpah. Kita tidak berhak menuntut atau iri hati atas pemberian Tuhan kepada orang lain. Yang penting adalah kesetiaan dan kesungguhan kita dalam melayani Tuhan, bukan membandingkan diri dengan orang lain. Tuhan melihat dan menghargai pengorbanan kita, apapun waktu dan cara Dia membalasnya. Marilah kita terus bekerja dengan setia dan bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan.
Tidak ada komentar:
Silahkan memberikan komentar yang positif dan membangun