Lebih Mudah Seekor Unta Masuk Melalui Lubang Jarum Daripada Seorang Kaya Masuk Ke Dalam Kerajaan Surga
Kebijaksanaan orang suci diwartakan para bangsa. Kemuliaannya dikabarkan umat dan namanya hidup terus turun-menurun.
Allah Bapa, cahaya kebenaran, Santo Bernardus Abas sudah Kaunyalakan dengan cinta kasih akan rumah-Mu, hingga bercahaya gilang-gemilang dalam Gereja-Mu. Semoga berkat doanya kami digelorakan dengan semangat yang sama dan selalu hidup sebagai putra cahaya. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (28:1-10)
"Engkau itu manusia, bukan Allah, walaupun engkau menganggap dirimu sama dengan Allah."
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, katakanlah kepada raja Tirus, ‘Beginilah sabda Tuhan Allah: Engkau telah menjadi tinggi hati dan berkata, ‘Aku ini Allah! Aku duduk di takhta Allah di tengah-tengah lautan’. Padahal engkau itu manusia, bukan Allah, walaupun hatimu menempatkan diri sama dengan Allah. Memang hikmatmu melebihi hikmat Daniel. Tiada rahasia yang tersembunyi bagimu. Dengan hikmat dan pengertianmu engkau memperoleh kekayaan. Emas dan perak kaukumpulkan dalam perbendaharaanmu. Karena engkau sangat pandai berdagang, engkau memperbanyak kekayaanmu, dan karena itu engkau menjadi sombong. Oleh karena itu beginilah sabda Tuhan Allah, “Karena hatimu menempatkan diri sama dengan Allah, maka sungguh, Aku membawa orang asing melawan engkau, yaitu bangsa yang paling ganas. Mereka akan menghunus pedang melawan hikmatmu yang terpuja dan menajiskan semarakmu. Mereka akan menurunkan dikau ke liang kubur dan engkau akan mati seperti orang mati terbunuh di tengah lautan. Apakah engkau masih akan mengatakan di depan pembunuhmu, ‘Aku ini Allah’? Padahal bagi para penikammu engkau adalah manusia, bukan Allah. Engkau akan mati seperti orang tak bersunat, dibunuh oleh orang asing. Sebab Akulah yang mengatakannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah yang mematikan; Tuhan pulalah yang menghidupkan.
Ayat. (Ul 32:26-27ab. 27cd-28.30.35cd-36ab)
1. Tuhan bersabda, “Seharusnya Aku menghempas bangsa jahat ini, dan melenyapkan ingatan akan mereka di antara manusia. Tetapi Aku kuatir disakiti hati-Ku oleh musuh, jangan-jangan lawan mereka salah mengerti.”
2. Jangan-jangan lawan berkata, “Tangan kamilah yang jaya, bukanlah Tuhan yang melakukan semuanya itu.” Sebab lawan itu suatu bangsa yang bodoh, dan tidak ada pengertian pada mereka.
3. Bagaimana mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat menghalau sepuluh ribu orang, kecuali kalau Allah gunung batu mereka, telah menjual mereka, dan menyerahkan mereka.
4. Hari bencana bagi musuh telah dekat, dan akan segera datang apa yang telah disediakan bagi mereka. Sebab Tuhan akan memberi keadilan kepada umat-Nya. Ia merasa sayang akan hamba-hamba-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Kor 8:9)
Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar kamu menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.
Inilah Injil Suci menurut Matius (19:23-30)
Inilah Injil Suci menurut Matius (19:23-30)
"Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga."
Yesus
bersabda kepada murid-murid-Nya, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, sukar
sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sekali lagi
Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum
daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga.” Mendengar itu
gemparlah para murid dan berkata, “Jika demikian siapakah yang dapat
diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata, “Bagi manusia hal ini
tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” Lalu Petrus
berkata kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan
mengikuti Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” Kata Yesus kepada
mereka, “Aku berkata kepadamu, sungguh, pada waktu penciptaan kembali,
apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kalian yang
telah mengikuti Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk
menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang demi nama-Ku
meninggalkan rumahnya, saudara-saudarinya, bapa atau ibunya, anak-anak
atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan
memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan
menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Bacaan Injil hari ini memberikan kita peringatan yang kuat tentang bahaya kekayaan duniawi. Yesus menjelaskan bahwa orang kaya menghadapi tantangan yang sangat besar untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kekayaan dapat menjadi penghalang untuk menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Allah dan memiliki hati yang terbuka terhadap kehendak-Nya.
Kekayaan sering kali membuat kita terlalu percaya diri dan mempercayai kemampuan diri sendiri, bukannya bergantung sepenuhnya pada anugerah Allah. Harta benda dapat menjadi sumber kebanggaan, keserakahan, dan kelekatan pada hal-hal duniawi yang fana. Hal ini dapat menghalangi kita untuk mengikut Kristus dengan setia dan menjadi penghalang bagi pertumbuhan iman kita.
Namun, Yesus menegaskan bahwa "bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." Meskipun sulit, dengan pertolongan Allah, orang kaya dapat melepaskan keterikatan pada harta dan menemukan jalan masuk ke Kerajaan Surga. Yang penting adalah kesiapan hati kita untuk meninggalkan segala sesuatu demi mengikut Dia.
Renungan ini mengajak kita untuk memeriksa kembali prioritas dan ikatan hati kita. Apakah kita terlalu terikat pada kekayaan duniawi? Atau dapatkah kita dengan rendah hati menyerahkan segalanya untuk mengikut Kristus? Kiranya Roh Kudus membimbing kita untuk membebaskan hati kita dari segala belenggu dan menemukan kebahagiaan sejati di dalam Kerajaan Allah.
Kekayaan sering kali membuat kita terlalu percaya diri dan mempercayai kemampuan diri sendiri, bukannya bergantung sepenuhnya pada anugerah Allah. Harta benda dapat menjadi sumber kebanggaan, keserakahan, dan kelekatan pada hal-hal duniawi yang fana. Hal ini dapat menghalangi kita untuk mengikut Kristus dengan setia dan menjadi penghalang bagi pertumbuhan iman kita.
Namun, Yesus menegaskan bahwa "bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." Meskipun sulit, dengan pertolongan Allah, orang kaya dapat melepaskan keterikatan pada harta dan menemukan jalan masuk ke Kerajaan Surga. Yang penting adalah kesiapan hati kita untuk meninggalkan segala sesuatu demi mengikut Dia.
Renungan ini mengajak kita untuk memeriksa kembali prioritas dan ikatan hati kita. Apakah kita terlalu terikat pada kekayaan duniawi? Atau dapatkah kita dengan rendah hati menyerahkan segalanya untuk mengikut Kristus? Kiranya Roh Kudus membimbing kita untuk membebaskan hati kita dari segala belenggu dan menemukan kebahagiaan sejati di dalam Kerajaan Allah.
Tidak ada komentar:
Silahkan memberikan komentar yang positif dan membangun