Header Ads

Terbaru
recent

Akulah Roti Hidup Yang Telah Turun Dari Surga


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ingatlah akan perjanjian-Mu, ya Tuhan, dan janganlah Engkau lupakan umat-Mu yang tertindas. Bangkitlah ya Tuhan, belalah perkara-Mu, janganlah Engkau lupakan seruan orang yang mencari Engkau.

Doa Pagi

Allah Bapa Yang Maha Pemurah, Engkau telah mengutus Putra-Mu datang ke dunia sebagai roti kehidupan bagi kami. Kami mohon, teguhkanlah iman kami kepada-Nya agar kami setia mendengarkan Dia dan melaksanakan kehendak-Nya. Sebab Dialah yang hidup dan berkuasa, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:4-8)    

  
"Oleh kekuatan makanan itu, Elia berjalan sampai ke gunung Allah."
   
Sekali peristiwa Elia masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon ara. Kemudian ia ingin mati, katanya, "Cukuplah sudah! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik daripada nenek moyangku." Sesudah itu Elia berbaring dan tidur di bawah pohon ara itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya, "Bangunlah, makanlah!" Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar dan sebuah kendi berisi air. Elia makan dan minum, kemudian berbaring lagi. Tetapi malaikat Tuhan datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata, "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu." Maka bangunlah Elia, lalu makan dan minum; dan oleh kekuatan makanan itu Elia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni Gunung Horeb.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan
Atau Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang bertakwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:30-5:2)
  
"Hiduplah di dalam kasih, seperti Kristus Yesus."
     
Saudara-saudara, janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah, hendaklah dibuang dari antara kamu; demikian pula segala kejahatan. Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah telah mengampuni kamu dalam Kristus. Sebab itu jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan, dan hiduplah dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan kurban yang harum mewangi bagi Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:51-52)
Akulah roti hidup yang turun dari surga. Barangsiapa makan dari roti ini, akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Suci menurut Yohanes (6:41-51)
 
"Akulah roti hidup yang telah turun dari surga."
 
Sekali peristiwa, bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan, "Akulah roti yang telah turun dari surga." Kata mereka, "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata, "Aku telah turun dari surga?" Jawab Yesus kepada mereka, "Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu, "Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah Daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
Verbum Domini 
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe 
(U. Terpujilah Kristus) 
 
Renungan
 
Kebutuhan manusia sebenarnya sangat sederhana dan dasar, yaitu kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, maka muncul kebutuhan berikutnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman, prestasi, dan kasih sayang. Dan pada akhirnya, jika semua kebutuhan tersebut terpenuhi, manusia dapat merasakan pemenuhan diri dan kepuasan. Ini adalah cara sederhana untuk mengatakannya.

Jika dipahami demikian, maka kebutuhan paling dasar manusia dalam hidup adalah memiliki sesuatu untuk dimakan, sesuatu untuk dipakai, dan tempat untuk berteduh. Secara umum, dapat dikatakan bahwa sebagian besar manusia telah memiliki kebutuhan dasar ini terpenuhi.

Ketika kebutuhan dasar ini terpenuhi, maka muncullah hasrat dan kerinduan akan rasa aman dan nyaman, akan prestasi dan kesuksesan, serta akan kasih sayang dan cinta.

Oleh karena itu, dalam menjalani kehidupan, manusia harus mengetahui apa yang menjadi kebutuhan esensial dan primer. Jika kebutuhan ini terpenuhi, maka manusia dapat merasakan kebahagiaan dan kepuasan, serta mulai memahami siapa dirinya dan apa arti hidup yang sesungguhnya.

Namun, yang tidak mudah dipahami adalah keinginan untuk memiliki lebih, perasaan tidak cukup. Meskipun perasaan "tidak cukup" ini dapat mendorong manusia untuk berusaha lebih keras, tetapi harus berhati-hati agar tidak terjerembab ke dalam jurang keserakahan dan keegoisan.

Dalam Kitab Suci, diceritakan bahwa Nabi Elia berkata, "Cukuplah sudah! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik daripada nenek moyangku." Tentu saja, ini bukan karena dia merasa puas dan ingin kembali kepada Tuhan, melainkan karena dia tidak memiliki makanan, tempat berlindung, dan keamanan, meskipun sebelumnya dia telah melakukan banyak mukjizat sebagai seorang nabi.

Ketika Elia merasa terputus dari segala sesuatu dan dalam bahaya kehilangan nyawanya, dia berseru kepada Tuhan, "Aku sudah cukup." Tanpa makna dan arah, tanpa keselamatan dan keamanan, Elia merasa lebih baik mengakhiri semuanya.

Namun, Tuhan tidak meninggalkan Elia. Seorang malaikat datang memberinya roti dan air, membangunkannya, dan menyuruhnya makan. Dengan kekuatan makanan itu, Elia melakukan perjalanan 40 hari ke gunung Tuhan, di mana dia akan mengalami kuasa dan kekuatan Tuhan, serta mendapatkan kembali arah dan misinya sebagai nabi.

Jika roti dan air sederhana itu cukup untuk Elia, maka apa yang akan membuat kita merasa cukup dan tidak ada lagi yang kita inginkan? Yesus menyatakan diri-Nya sebagai "Roti Hidup" yang telah turun dari surga, dan bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya akan memiliki hidup yang kekal.

Jika kita benar-benar percaya, maka kita akan tahu bahwa semua kebutuhan kita telah terpenuhi, dan kita juga akan ingin membagikan Roti Kehidupan ini kepada orang lain. Dengan demikian, makna dan arah hidup kita akan jelas, karena kita tahu ke mana kita menuju dan siapa yang kita tuju.

 

Tidak ada komentar:

Silahkan memberikan komentar yang positif dan membangun

Diberdayakan oleh Blogger.