Aku Mau Supaya Sekarang Juga Engkau Berikan Kepadaku Kepala Yohanes Pembaptis!
Aku akan berbicara tentang hukum-Mu. Aku tidak malu di hadapan para
raja. Segala aturan-Mu menjadi kesukaanku, yang sangat kucintai.
Doa Pagi
Allah Bapa, kekuatan para kudus, Santo Yohanes Pembaptis telah Kaujadikan perintis jalan bagi kelahiran dan kematian Putra-Mu terkasih. Ia gugur sebagai saksi kebenaran dan keadilan. Semoga kami pun gigih berjuang untuk memberi kesaksian tentang ajaran-Mu. Dengan pengantaraan Tuhan kami, Yesus Kristus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yeremia (1:17-19)
"Sampaikanlah kepada Yehuda segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka."
Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, “Baiklah engkau bersiap! Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imam dan rakyat negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu.
atau Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-4a.5-6b.15ab.17)
1. Padamu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:10)
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Inilah Injil Suci menurut Markus (6:17-29)
"Aku mau supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis!"
Sekali peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes dan
membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias,
yakni karena Herodes telah memperisteri Herodias, isteri Filipus
saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau
mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh
dendam kepada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat,
sebab Herodes segan terhadap Yohanes. Karena ia tahu bahwa Yohanes
adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap
kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun
ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan
yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya
– mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan
orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu putri Herodias tampil
lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka
Raja Herodes berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja
yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah
kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun
itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan kepada
ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes
Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau,
supaya sekarang juga engkau memberikan kepadaku kepala Yohanes
Pembaptis dalam sebuah talam!” maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi
karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja
segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala
Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia
membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu,
dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid
Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu
membaringkannya dalam kubur.
Verbum Domini
(Demikianlah Sabda Tuhan)
U. Laus tibi Christe (U. Terpujilah Kristus)
Renungan
Dalam Markus 6:17-29, kita dikejutkan oleh kisah tragis Yohanes Pembaptis yang dipenggal karena keberaniannya menyuarakan kebenaran. Herodes, meskipun menghormati Yohanes dan takut pada pesan yang disampaikannya, akhirnya terjebak dalam janji yang dibuat di depan tamu-tamunya. Ia lebih memilih untuk menjaga citra dan kepuasan pribadi daripada melakukan hal yang benar.
Kisah ini mengingatkan kita tentang pentingnya integritas dan ketaatan kepada Tuhan. Yohanes Pembaptis adalah sosok yang berani berbicara tentang dosa, meski itu membuatnya terancam. Ia tidak mengubah pesannya demi kepentingan pribadi, bahkan ketika ia tahu konsekuensinya bisa fatal. Ini menjadi pelajaran bagi kita untuk tetap teguh pada iman dan kebenaran, meskipun menghadapi risiko dan tekanan.
Herodes menunjukkan betapa mudahnya seseorang dapat terpengaruh oleh lingkungan dan keinginan sesaat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga sering dihadapkan pada pilihan sulit yang menguji komitmen kita terhadap kebenaran. Apakah kita berani menolak godaan untuk melakukan hal yang salah demi kepentingan pribadi?
Mari kita renungkan sikap kita terhadap kebenaran hari ini. Apakah kita berani seperti Yohanes, ataukah kita lebih mirip Herodes yang membiarkan suara dunia memengaruhi keputusan kita?
Doa:
Tuhan, berikanlah aku keberanian untuk berdiri di atas kebenaran dan menjauhkan diriku dari pengaruh dunia. Semoga aku bisa mengikuti teladan Yohanes Pembaptis dalam hidupku. Amin.
Kisah ini mengingatkan kita tentang pentingnya integritas dan ketaatan kepada Tuhan. Yohanes Pembaptis adalah sosok yang berani berbicara tentang dosa, meski itu membuatnya terancam. Ia tidak mengubah pesannya demi kepentingan pribadi, bahkan ketika ia tahu konsekuensinya bisa fatal. Ini menjadi pelajaran bagi kita untuk tetap teguh pada iman dan kebenaran, meskipun menghadapi risiko dan tekanan.
Herodes menunjukkan betapa mudahnya seseorang dapat terpengaruh oleh lingkungan dan keinginan sesaat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga sering dihadapkan pada pilihan sulit yang menguji komitmen kita terhadap kebenaran. Apakah kita berani menolak godaan untuk melakukan hal yang salah demi kepentingan pribadi?
Mari kita renungkan sikap kita terhadap kebenaran hari ini. Apakah kita berani seperti Yohanes, ataukah kita lebih mirip Herodes yang membiarkan suara dunia memengaruhi keputusan kita?
Doa:
Tuhan, berikanlah aku keberanian untuk berdiri di atas kebenaran dan menjauhkan diriku dari pengaruh dunia. Semoga aku bisa mengikuti teladan Yohanes Pembaptis dalam hidupku. Amin.
Tidak ada komentar:
Silahkan memberikan komentar yang positif dan membangun